TCT

------------------------------------------------------------



THE COURTESY TRAINING
“Ukhuwah Terjaga, Islam Jaya”

13 Mei 2011
MAN Yogyakarta III




The Courtesy Training pada pekan kedua bulan Mei ini diselenggarakan di MAN Yogyakarta III, tepatnya di Ruang Referensi Perpustakaan MAN Yogyakarta III. Acara dimulai pukul 14.00 – 17.00 dengan jumlah peserta 8 orang.

Acara dimulai dan dibuka oleh Mas Adin dengan ice breakng jari. Para peserta lumayan antusias dan tertarik. Selanjutnya giliran Mas Denis Dinamis selaku trainer yang mengambil alih acara. Pak Denis memulai dengan menyalakan lilin dan memberi kata pembuka serta mengajak para peserta untuk senantiasa mengingat dan bersyukur aras semua nikmat yang telah diberikan pada kita.

Kemudian Pak Denis meminta salah seorang peserta yang ingin masuk surga untuk bediri. Salah seorang peserta yang berdiri bernama Gita. Pak Denis dan Gita kemudian saling tanya jawab.

Pak Denis : Siapa namanya?
Gita : Gita
Pak Denis : Apa alasannya?
Gita : Karena butuh perjuangan yang besar
Pak Denis : Di surga memang ada apa aja?
Gita : sungai, susu, khamr, madu, baju sutera hijau
Pak Denis : agar kita masuk surga dibutuhkan apa aja?
Gita : amal, takwa, ilmu, iman

Kemudian Pak Denis menjelaskan bahwa tidak ada emperan surga, tapi yang ada hanyalah urga dan neraka. Salah satu surat dalam Al Quran, surat Al asr 1-3 menyebutkan beberapa syarat agar orang tidak merugi yaitu, beriman, amal sholeh, mengingatkan pada kebaikan, dan kesabaran

Pak Denis melanjtkan ke bagian awal dari tema yaitu tentang ukhuwah. Awalnya Pak Denis menajak peserta untuk memikirkan suatu hal yang pertama kali terpikirkan oleh merka saat mendengar sebuah kata. Peserta menjawab, kalng, bulu kaki, kucin, dsb
Selanjutnya Pak Denis bertanya tentang perasaan peserta yang kemudian diibaratkan sebagai berikut :

Kucing : sahabat
anjing : musuh
laut : kehidupan
kopi : cinta

setelah itu Pak Denis mulai melanjutkan materi tentang pengertian ukhuwah.
Ukhuwah bukanlah suatu hal yang hanya mengikat, tapi ukhuwah adalah ikatan yang mengikat individu-individu unik dan merupaka salah satu cara kita untuk mencapai surga.

Bagaimana ukhuwah dapat membantu kita (manusia) untuk mencapai surga? Jawabannya ditunda setelah sholat ashar dilakukan J

Acara dilajutkan kembali pada pukul 15.40.
Para peserta diminta berdiri dan mendengarkan penjelasan Pak Denis.
Dalam Ukhuwah ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu : Ta’aruf, tafahum, takaful, dan itsar

Ke empat tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. TA’ARUF
2. TAFAHUM
3. TAFAKUL
4. ITSAR



--------------------------------------------------------------



ATUR ORANISASI JADI BERPRESTASI
MU’ALLIMIN, 10 FEBRUARI 2011

TRAINER : DENIZ DINAMIZ
ASISTEN TRAINER : MUHAMMAD ADIN SETYAWAN


The Courtesy Training kali ini, Jan Training Team singgah di Muallimin Yogyakarta dengan mangangkat Tema Atur Organisasi Jadi Berprestasi bekerjasama dengan Sobat Perpus Muallimin atau biasa disigkat SPM. Tema yang diangkat kali ini cukup menarik minat para remaja terbukti dengan banyak nya peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Tercatat sebanyak 40 peserta mengikuti kegiatan ini tidak hanya dari Muallimin sendiri tapi juga dari sekolah-sekolah lain. Seperti SMK 3 Yogyakarta, MAN 3 Yogyakarta, SMAN I Yogyakarta, bahkan dari kalangan mahasiswa.

Dengan Deniz Dinamis sebagai pematerinya. Di awal acara, Pak Deniz membawakan sebuah permainan yaitu bagiamana mengangkat sebuah buah hanya dengan menggunakan satu jari tngan tanpa menyentuh jari atau bagian tangan yang lain. Banyak peserta yang tertarik dan terantang untuk mengikuti dan mencoba-termasuk Nisa- tapi banyak pulayang gagal. Ada yang gagal setelah mencoba hanya sekali, ada yang gagal ketika pertama kali melihat bentuk buahnya, ada yang gagal dengan susah payah karena masih juga bersikeras untuk mengangkat buah itud engan satu jarinya. Semuanya gagal sampai waktu istirahat sholat ashar datang.

Setelah istirahat usai, acara masih dilanjutkan dengan lima penantang lama dan baru yang mencoba lagi menaklukan buah pir itu. Tapi dari kelima orang itu mereka juga gagal. Sampai akhirnya tak ada yang ampu untuk mengangkat buah pir biasa-dna memang anya buah biasa- itu hanya dengan satu jari. Akhirnya, Pak Deniz pun mulai membuka tabir rahasia tentnag bagaimana sebenanrnya menganagkat buah pir itu hanya dengan satu jari-ingat baik-baik kalimat terakhir ini karena inilah kuncinya- Ya, kalimat itu berbunyi

”Mengakat buah dengan satu jari...”

Sudah mengerti?
Yap! Hanya satu jari dari masing-masing orang. Tidak ada larangan buah itu harus diangkat oleh satu orang. Jadi caranya untukmengangkat buah itu adaalah dengan bekerjasama! Sama halnya dengan organisasi.

Kalau kita meluangkan sedikit waktu melihat kamus besar bahasa indonesia dan mencari kata organisasi, maka akan tampak sekali terlihat bahwa permainan ini sebenarnya untuk menggambar pengertian dari orgnaisasi itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Organisasi mempunyai pengertian...

Sebuah pembukaan yang lumayan menarik dan menyedot perhatian semua peserta. Bahkan sampai menyedot hampir separuh dari alokasi waktu TCT hari itu.
Kegiatan berikutnya, Pak Deniz sedikit menerangkan ytentang organisasi itu sendiri yang masih dikaitkan dengan permanan buah pir tersebut. Bagi Nisa, itu adalah sesuatu yang mendasar dan memang perlu. Banyak seklai orang yang sudah berjalan jauh dan mengenal berbagai macam hal yang rumit namun kadang juga banyak dari mereka yang justru tidak mengetahi konsep dasar dari apa yang rumit itu. Itu yang dapat Nisa ambil dari penjelas Pak Deniz yang terkesan sederhana dan sangat mendasar.

Pembicaraan berlanjut ke tahapan yangl lebih tinggi lagi yaitu mengenai apa yang diperlukan oleh seseornag dalam berorganisasi dan apa saja karakter orang di organisasi. Dalam pembicaraan ini Pak Deniz sediit banyak menceritakan tentang pengalaman perjalanan karir “raport”nya dari SMA sampai menjadi seorang sarjana psikologi di UGM.

Diceritak bahwa ketika SMA beliau mendapatkan nilai yang tidak memuaskankarena pikirannya yang hanya terfokus pada organsiasi, kesadaran mulai muncul ketika sudah menduduki kelas tiga semerter awal, beliau melihat ibunya yang dulu jug aseorang aktivis dan aktif di berbagai organisasi tapi tetap mendapatkan nilai yang memuaskan dan dapat dikatakan sempurna.

“Jika ibuku bisa, berarti anaknya juga bisa. Meskipun kepintaran itu tidak dapat diturunkan, tapi bukan berarti tidak menutup kemungkinan aku bisa menjadi seperti ibu”.

Mungkin itu yang ada dipikiran Pak Deniz kecil, yang akhirnyaa memotivasi beliau untuk belajar giat dengan tanpa meninggalkan hobinya, berorganisasi.

Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan memanfaatkan organisasi.
Pak Deniz mengataakan di awal pertemuan TCT, tentang bagaiaman kita melihat anatar organisasi dengan prestasi? Apakah lebih besar organisasi? Atau lebih besar prestasi? Atau justru keduanya mempunyai persamaan alam hal priortas?

Pada awalnya Pak Denis lebih mengutamakan organisasi daripada prestasi yang akhirnya berakibat menurunya nilai di semester awal, namun akhirnya di semeter akhir nlainy amembaik bahkan menembus akan sembilan karena organisasi. Jadi pada intinya yang dapatmenjadikan nilai kita baik atau tidak, yang bisa membat kita sukses atau tidak bukan karna sesuatu yang berda diluar kta namun sesuatu yang berada di dalam diri kita sendiri. Nisa boleh menyebutnya dengan keinginan.
Keinginan untuk mengerjakan sesuatu. Keinginan untuk terus begerak. Banyak dari orang –seperti yang Nisa alami-sering menggunakan organisasi sebagai penyebab menurunya prestasi. Sesuatu yang sebenarny asalah kaprah. Organisasi emmang bukan sesuatu yang hidup tapi tak pantas jika karenaitu organisasi dijadikan sebuah kambing hitam penyebab menurusnya presatai seseorang. Yang salah buka organisasinya, tapi manusianya, diri kita sendiri. Seebnanrnya mengikuti irganisasi itu tidak membawa dampak buruk untuk Nisa sendiri-kecuali organisais yang memang berkecimpung dui dunia yang buruk- tinai sebagail bagaimana diri kita mampu mengolah dan memanfaatkannya. Seperti itulah yang diterangkan oleh Pak Deniz, bahwa beliau bisa berhasil dan memalikkan angka enam menjadi sembilan buak karena meninggalkan organisasinya tapi justru lebih mengoptimalkan manfaat yang beliau peroleh dari organisasi tersebut tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan non akademik tapi kemampuan akademik pula.

Tahapan berikutnya dalam acara TCT jumat itu adalah kuisioner atau yang lebh sering diungkpakan dalam dunia psikolog sebagai test pengenalan diri. Test yang dilakukan dalam acara TCT tersebut adalah bertujuan untuk mengetahui seperti apa dan apa sebenarnya karakter kita sehingga diharapkan setelah in kita bisa tahu karakter kita dan lebih mengoptimalkannya dalam berorganisasi agar dapat pula memacu meningkatkannya prestasi.Ada 40 pertanyaan septr dipi pribadi yang ditampilkan berkenaand engan dunia organisasi.

Membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menunggu, membaca, damn memikirkan jawaban sesuai dengan diri kita masing-masing. Setiap pertanyaan memiliki lima ilihan yang harus diberi nilai 1 sampai 5 sesuai dengan tingkat kesamaannya dengan kita. Nilai yang tertingi pada sebuah poin itulah yang nantinya akan dikalkulasikan dengan poin yang lain itu dan itulah karakter kita dalam berorgnaisasi.

Mengapa kita perlu untuk mengtahui karakter kita?
Mengapa tidak membahas saja bagaimana cara agar kita tetap berorganisasi tanpa meninggalkan prestasi?
Mangapa harus sulit-sulit memikirkan hal seperti ini?
Memang sepele dan sangat mendasr, tapi penting bukan?
Sering kita menemukan-atau bahkan kita sendiri juga pernah merasakan-kita mendapatkan tugsa yang bukankeahlian dan tidak sesuai dengan kemampuan kita. Pernahkah?

Nisa pernah.
Dan bagaimana akirnya tugas itu?
Ya. Tugas itu kahrnay dapat terselesaikan tapi Nisa sendiri dengan lantang mengatakan bahwa hasilnya tidak memuaskan sama sekali bagi Nisa. Mengapa?
Setelah mengkuti TCT ini Nisa mengtahui bahwa keahlian Nisa adalah di bidang planning-nanti kita akan membicarakan maslah karakter organisasi ini di lain waktu- dan tugas waktu itu adalah Nisa sebagai seorang koordnator sebuah acara yang cukup besar dan ruang lingkupnya se Kota Yogyakarta. Sebuah amanah yang besar dan sangat beresiko yang harus saya ambil-sampai sekarang Nisa tidak tahu mengapa Nisa dapat mengambil amanah itu-Ya, menjadi koordinator sebuah acara bukan karakter organisasi Nisa, bisa dikatakan Nisa bukanlah orang yang suka bermain di depan panggung, Nisa lebih senang bermain di belakang panggung dan mengamati jalannya permainan dari balik layatr, jika ada sesuatu yang kurang dan menurut Nisa salah, maka akan Nisa perbaiki dari balik layar pula. Jadi, dari sinilah akahirnya Nisa tahu mengapa hasil kerja saya waktu itu sangat payah dan tidak memuaskan. Tapi tak masalah, karena semua itu pastia ada yang pertama, dan syukurlah Nisa mempunyai kesempatan untuk mencobanya.

Kembali lagi ke TCT, setelah menghabiskan durasi waktu hampir satu jam untuk membahas dan menguji, Pak Deniz memberikan kesimpulan mengenai hasil itu, tentunya tidak dengan membahas hasil coretan semua peserta, tapi lebih untuk menjelaskan mengapa ini perlu. Ada yang tau mengapa perlu reopt-repot kita mengatahui karakter organisasi kita?

Yup! Jawabannya adalah agar kita tahu kemampuan kita, itu yang pertama. Kedua,kita bisa mengetahui peran da fungsi kita di organisasi dengan baik seingga kita dapat mengembangkan dan memanfaat rkan kemampuan kita di jalan yang benar sesuai dengan bakat kita. Kita jadi dapat melakukan amanah yang diberikan karenakita menyukainya. Mana biasa kita mealakukan sesuatu dengan baik jika tidak kita inginkan? Betul kan? Betul betul betul

Untuk TCT kali ini ada hal yang berbeda walaupun ada beberapa pula yang tidak mempermasalkan keidakadaan itu namun ada beberapa orang temasuk Nisa yang mempermasalahkanny, yaitu tak adanya sesi tanya jawab. Hal itu membawa kekecewaan tersendiri untuk Nisa, tapi yang mungkin lebih kecewa adalah teman Nisa yang memang dari jauh-jauh hari menyempatkan mengikjti TCT untuk menanyakan masalahnya seputar organisasi. Kita doakan semoga masalah yang tertunda untuk ditanyakan di TCT itu sudah terselesaikan dn setidaknya dnegan mengikuti TCT ini dia sekligus kita semua mendapatkan encerahan untuk lebih baik lagi ke depan. Amin.

Untuk teman-teman yang juga mau mendapatkan hadiah khusus dan gratis jangan lupa dan jangan sampai melewatkan TCT, THE COURTESY TRAINING yang akan selalu eksis dan selalu membawa hadiah untuk siapapun yang yang mau setiap hari jumat. Mari bersama kita melangkah ke surga!



--------------------------------------------------------------



THE COURTESY TRAINING
MEMILIKI KONSEP DIRI

SMA GAMPING

TRAINER : ARIF JATMIKO
ASISTEN TRAINER : MUHAMMAD ADIN SETYAWA
N



13.47 WIB ICE BREAKING

Ice breaking dipandu oleh Mas Adin dengan permainan jari “ Masa lalu dipengaruhi masa depan” dan dilanjutkan dengan perkenalan melalui tepuk tubuh.

Selanjutnya, acara diserahkan oeh Pak Arif yang kemudian memberikan kontrak selama pelaksanaan TCT di SMA Gamping. Kontrak itu adalah :

1. Acara TCT dimulai mulai dari jam 14.00-17.00 WIB
2. Jika ingin ijin peserta harus angkat tangan terlebih dahulu
3. Selama acara peserta tidak diperbolehkan menggunakan HP
4. Peserta terlibat aktif dalam acara TCT.

13.59 WIB PEMBUKAAN MATERI

Pembukaan materi TCT dilakukan dengan membahas tema “miliki konsep diri”.
Apa pengertian dari tema itu?
Apa hubungannya dengan kesuksesan?
Apa pula sukses itu?

Dengan memiliki konsep diri, maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan. Sedangkan sukses itu sendiri dapat berarti sukses karena telah menjadi LEBIH BAIK dan atau sukses menjadi yang TERBAIK.

Namun, untuk menjadi seseorang yang sukses, lebih baik, bahkan yang terbaik, ada beberapa hal yang perlu kita siapkan.

1. Pilihan hidup.
2. Potensi
3. Cita-cita
4. Ilmu
5. Komitmen
6. Pengaturan diri

PILIHAN HIDUP

Dalam menjalani kehidupan, manusia selalu menghadapi sebuah pilihan, entah itu pilihan yang mudah maupun sulit. Begitu pula dalam hal meraih kesuksesan. Tidak boleh asal pilih, tidak boleh asal nyoblos. J Mengapa? Karena pilihan yang kita ambilakan berpengaruh terhadap apa yang akan kita dapatkan di masa depan.
Seperti kisah dua orang bernama Miyuki Inoe dan William James.

POTENSI DIRI

Langkah kedua yang dapat kita tempuh setelah kita berhasil menentukan pilihan kita adalah mencari tahu dan mengetahui secara pasti potensi yang kita miliki. Potensi itu meliputi fisik, intelektual, spiritual, dan emosional. Mengapa itu penting? Karena keempat komponen itu nantinya yang akan membantu dan mempermudah kita untuk mencapai kesuksesan. Dengan mengetahui potensi baik kelemahan mauppun kelebihan diri sendiri, kita dapat mengukur sberapa besar kemampuan kita. Ibarat seorang turis, akan lebih mudah menemukan obyek wisata setelah mengetahui jalan dan cara menempuh sete;ah biaya yang perlu dikeluarkan, darpada tiba-tiba melancong ke negeri orang tanpa bekal dan persiapan. Nggak percaya? Coba aja sendiri J


CITA-CITA


Agar kita memiliki konsep diri yang hebat, maka kita juga harus mempunyai tujuan yang tinggi. Untuk itulah diperlukan cita-cita. Cita-cita yang hebat adalah cita-cita yang berguna dan jelas serta spesifik.

Cita-cita haruslah berguna tak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Pencuri bisa tidak bisa dikatakn cita-cita karena perbuatan mencuri merugikan orang lain. Selain itu cita-cita juga harus jelas dan spesifik. Semua orang ingin menjadi orang sukses. Tapi sukses seperti apa yang kita inginkan? Sukses menjadi koruptor? Sukses menjadi penjahat? Atau sukses menjadi guru teladan? Karena itu suksess bukanlah sebuah cita-cita, tapi kewajiban, sedangkan cita-cita adalah macam dari sukses yang kita ingin kan. Seperti contoh, Albert Einten sukses menjadi seorang ilmuwan yang ahli dalam bidang fisika. Leonardo da Vinci sukses menjadi seniman dengan lukisan monalisanya yang terkenal.

Cita-cita haruslah berguna, spesifik, dan jelas. J

ILMU

Memiliki konsep diri yang baik tak luput dari memilki ilmu yang baik pula. Ilmu adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Tanpa ilmu kehidupan manusia ta terarah. Tanpa ilmu kita akan hidup susah. Bahkan sejak dalam kandungan, kita sudah belajar, kita sudah mempunyai ilmu. Ilmu menendang, ilmu memegang, ilmu mendengar. Bahkan tersenyum juga membutuhkan ilmu. Ilmu melingkupi semua aspek kehidupan manusia yang tak dapat dilepaskan.

KOMITMEN


Bnaayak orang yang memiliki knsep diri yang baik dan terarah, namun banyak pula dari mereka yang gagal mempertahankannya. Mengapa? Kaena lemahnya komitmen. Ya! Komitemn sangt diperlukan agar kita dapat selalu fokus terhadap tujuan kita. Seperti halnya seorang atlet lari, dari awal mereka mengambil garis start, mereka telah berkomitmen untuk mencapai finish, mereka fokus, tujuan mereka telah jelas di depan mata. Karena itulah akhirnya mereka berhasil. Begitulah haruslah kita, kita haru fokus terhadap apa yang ingin kita capai. Satu dua kali menyimpang ituw ajar, tapi stelah itu kita harus kembali lagi fokus terhadap tujuan. Komitmen, Komitmen,
DAN KOMITMEN. J

ATUR DIRI

------------------------------------------------------------




[Jum’at, 3 Oktober 2010] [SMA 9 Yogyakarta]


Awalnya para peserta TCT malu-malu untuk menjawab apa yang ditanyakan trainer. “Ngapain kamu di sini?” begitu kata trainernya. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya ada juga yang menjawab dengan lantang. Asalnya dari bagian akhwat. “Ingin mencari ilmu”, begitu kata seorang akhwat. Dan setelah ditanya lebih jauh, ternyata akhwat tadi dari SMF (Sekolah Menengah Farmasi). Padahal, TCT diselenggarakan di SMA 9 Jogja, Ruang AVA lantai dua, di atas ruang untuk menerima tamu. Subhanallah, luar biasa semangatnya. Dan ternyata ada dua akhwat SMF yang bergabung. Allahu Akbar!

Mendengar akhwat tadi menjawab, yang lain juga tak mau ketinggalan. “Mencari pengalaman”, begitu kata dari yang ikhwan. Namun ada juga yang masih perlu ditunjuk-tunjuk untuk menjawab. Nah, untuk mencairkan suasana, trainer mengajak peserta untuk melakukan tepuk konsentrasai. Alhasil, suasana menjadi lebih mencair dan menyenangkan. Setelah semuanya terkendali, barulah trainer mengajak untuk membahas mengenai materi yang akan disampaikan waktu itu, Jum’at 1 Oktober 2010.

Pembahasan materi diawali dengan menyebutkan potensi dasar yang diberikan oleh Allah SWT. Ada SISEF. Apa itu?? Yupz, tepat Gan! Spiritual, Intelektual, Sosial, Emosional dan Fisik. Belum selesai menjelaskan kelima potensi tersebut, adzan Ashar berkumandang. Training dihentikan sejenak, memenuhi panggilan Allah untuk menjalankan sholat berjama’ah.
20 menit kemudian…

Suasana training menjadi semakin menyenangkan. Trainernya, menurut peserta gokil, lucu (itu di lembar evaluasi). Materinya masih melanjutkan yang sebelum Ashar. Setelah mengetahui potensi yang ada, maka apa yang menonjol pada diri kita. “Keluarkan kertas dan alat tulisnya!”, perintah trainer seketika memecah diamnya peserta. “Tuliskan” masih perintah trainer, “apa kelebihan kalian masing-masing, 10 saja, dan kemudian tuliskan kekurangannya apa!” “Dari sana”, masih kata trainer, “silahkan ingat-ingat apa yang paling menonjol dalam hidup kita. Prestasi-prestasi apa yang dominan. Kesukaan apa yang paling dicinta.”

“Dari sana kita akan mengetahui sebenarnya apa potensi terbesar kita. Apa minat kita. Nah, kemudian tuliskan cita-citamu. Usahakan sesuaikan dengan potensi dan apa yang paling kamu suka. Karena potensi dan kecintaan pada apa yang dilakukan akan menghasilkan karya yang hebat, Insya Allah. Kemudian, silahkan berpasang-pasangan dan diskusikan!”

Begitulah gambaran singkat TCT Jum’at, 3 Oktober 2010. Semoga ke depan TCT makin baik, barokah prosesnya dan menginspirasi banyak manusia. Aamiin…//AJ



------------------------------------------------------------


INFO THE COURTESY TRAINING


Sekian lama TCT alias The Courtesy Training libur, semenjak Ramadhan hingga awal bulan Syawwal. Nah, tanggal 24 September yang lalu TCT dimulai kembali. Tempat pelaksanaannya di SMK N 2 Sewon. Alhamdulillah lancar, meski sempat terlambat memulainya. Diakhiri lebih awal karena peserta khawatir kemalaman. Sebagian dari mereka naik angkot untuk sekolah. Jadi, total trainingnya hanya 2 jam, udah gitu kepotong sholat Ashar. Semoga yang sedikit itu bisa bermanfaat dan menginspirasi yang terlibat di dalamnya.

Ada yang menarik dari TCT selama bulan Dzulqo’dah. Tempat pelaksanaan trainingnya tidak di Rumah Nah! tetapi bekerja sama dengan pihak luar. Berikut jadwal dan tema untuk TCT ke depan. Oya, bagi lembaga, sekolah, atau komunitas tertentu yang ingin kerja sama untuk TCT setelah tanggal 5 November, silahkan hubungi CP-nya, 081 916 234 788. Syukron...


1. Hidup ini Pilihan => 24 September 2010 di SMK 2 Sewon
2. Mengenal Potensi Terbaik Diri => 1 Oktober 2010 di SMA 9 Jogja
3. Pentingnya Persiapan Diri => 8 Oktober 2010 di SMA 1 Depok
4. Bermula Dari Cita-Cita => 15 Oktober 2010 di SMF
5. Menghadapi Ujian Kehidupan => 22 Oktober 2010 di Balai Desa Triwidadi Pajangan
6. Atur Diri dan Waktu => 29 Oktober 2010 di SMA 8 Jogja
7. Bekali Diri Dengan Ilmu => 5 November 2010 di Masjid Mardhliyyah