Jumat, 13 Agustus 2010

Impian Dahsyat Rasa Coklat!










“Teman-teman, tolong dengarkan. Semester depan, nilaiku A semua. Lulus dari sini, nilaiku A semua. Kemudian aku akan masuk Victoria School. Lulus SMA, nilaiku A semua. Setelah itu aku akan masuk NUS!”, kata seorang murid laki-laki di depan kelasnya.

Wow! Target yang luar biasa! Tapi apa reaksi teman-temannya?

“Haha, Adham gila!!!”

“Adham nggak waras!”

Bahkan gurunya berkata, “Ngimpi kamu, Dham… Sepanjang sejarah sekolah kita, belum pernah ada murid yang nilainya A!”

Heran mengapa seisi kelas bereaksi demikian? Ya iya lah, yang bicara di depan itu adalah anak yang luar biasa! Selalu masuk peringkat 10 besar, dari bawah maksudnya. Dimana sekolahnya? Ping Yi, sekolah menengah pertama buat orang-orang bodoh di Singapura. Sewaktu SD dia pernah dikeluarkan saking lemotnya menangkap pelajaran. Lulus SD dia mendaftar ke 6 SMP di Singapura, dan ditolak semua! Ping Yi lah labuhan terakhirnya. Orang terbodoh di sekolah orang-orang bodoh kok bilang mau meneruskan study ke sekolah terbaik disana. Yang bener aja???

Tapi, apa yang terjadi? Makin dijatuhkan, dia justru makin bangkit. Tiap mimpinya dicela, dia naikkan targetnya. Makin diketawakan, dia justru makin lantang.
Ternyata yang dikatakan Adham Khoo bukan cuma mimpi di siang bolong. Mimpi yang dia sampaikan di depan kelas tadi membuatnya terus berusaha. Akhirnya, mimpi-mimpi itu terlaksana! Bahkan melebihi targetnya. Satu semester setelah itu, meski tidak sempurna, dia dapat nilai A. Lulus dari Ping Yi, nilainya A, kemudian diterima di Victoria. Lulus SMA, NUS menyambutnya. Dan dia diberi kesempatan mengikuti program khusus buat orang-orang jenius, padahal dia orang yang biasa-biasa saja…

Itulah impian dahsyat Adham Khoo. Dan satu demi satu impiannya jadi kenyataan. Bagaimana denganmu? Sudah punya impian dahsyat? Sudah jelas, spesifik dan tercatat?

20 orang yang mengikuti The Courtesy Training (TCT) 11 Sya’ban 1431/ 23 Juli 2010 kemarin diajak menggali dan mengenali impiannya bersama dua trainer JAN inc., Mr. Arif Jadmiko di sesi 1 dan Mr. Fatan Fantastik di sesi 2.

Sesi pertama Mr. Arif menyampaikan, kenapa harus punya impian? Karena dengan impian,
1. Tujuan hidup kita terarah. Orang yang nggak punya impian, artinya orang itu nggak punya tujuan. Kalo nggak punya tujuan? Pilihannya dua; nyasar atau bingung sepanjang jalan.
2. Apa yang kita lakukan optimal. Jika sudah tahu apa impian kita, kita akan mudah untuk mengoptimalkan usaha-usaha terbaik kita. So, yang kita lakukan nggak sia-sia dan makin mendekatkan kita pada ‘si dia’.
3. Punya standar evaluasi. Jelas ya?
4. Antisipasi kematian. Kematian kok diantisipasi? Ih, ngeri… Tenang, justru karena kematian adalah sesuatu unpredictable, harus kita siapkan. Dengan niat terbaik, ilmu terbaik dan amal terbaik. Salah satunya dengan impian.

Di awal sesi kedua Mr. Fatan menegaskan, impian-impian kita harusnya bukan tujuan, melainkan sarana. Menuju impian tertinggi kita, yaitu surga. Dan ini dia yang paling ditunggu-tunggu, menggali dan mengenali impian.

“Silahkan cari pasangan, pilih tempat yang nyaman, sharingkan tentang impian kalian, kemudian tuliskan!”

Berbekal worksheet yang diberikan, peserta menjalani proses selama satu babak pertandingan sepak bola. Kemudian ada beberapa peserta yang diminta untuk membacakan hasilnya. Dalam diskusi di akhir sesi, ada peserta yang bertanya. Apa pertanyaannya dan bagaimana jawabannya? Silahkan baca! (an)