Rabu, 20 Oktober 2010

TBT

Apa itu technology-based training (TBT)?
Ini satu diantara jenis atau bentuk training. TBT, satu diantara keunikannya adalah penggunaan perangkat teknologi. Eits, tapi ingat, teknologi tidak selalu berarti "mutakhir" atau "modern". Mari kita tengok pengertian teknologi.

Teknologi berasal dari kata teknos (alat) dan logos (ilmu). Jadi secara sederhana, teknologi bisa berarti ilmu tentang alat. Alat apa? Alat yang memudahkan manusia dalam memenuhi hajatnya, dalam menyelesaikan berbagai urusannya. Itulah teknologi.
Dari pengertian sederhana ini, bisa kita cermati hal yang menarik dengan TBT. TBT tidak harus selalu berkaitan dengan teknologi canggih seperti computer-based, LCD projector dengan lumens mutakhir, pen presentation dengan penggaris bawah warna. Tidak harus. Bahwa semua itu bisa dipakai dalam TBT, iya. Tapi TBT tidak secara otomatis identik dengan semua alat canggih itu.

Maka, menggunakan gelas plastik dalam training kita, oke-oke saja.

Saya ingat contoh yang dibuat oleh seorang dosen antropologi. Ketika seseorang hendak memetik mangga, sedangkan buah mangganya terletak jauh di atasnya, apa yang harus ia lakukan? Satu diantaranya adalah merancang sebuah 'teknologi'. Ia cari bambu yang panjang. Ia ikat dengan (semacam) keranjang kecil. Jadilah itu 'teknologi' pemetik mangga. Aha!


Fatan Fantastik

Selasa, 19 Oktober 2010

Bermula Dari Cita-Cita

Jum'at, 15 Oktober 2010

Ketika kami berdua, Arif dan Fai sampai di SMF, tak ada tanda-tanda akan dilaksanakan training. “Bener di sini ga ya?? Kok sepi banget, ga ada panitianya?” Begitu gumamku dalam hati. Kami berdua mencari tempat duduk di sekitar pendopo SMF, sambil ngobrol dan mencoba menghubungi panitia. Dan tak lama kemudian, ada beberapa siswa SMF yang lari kesana kemari mengajak temannya untuk mempersiapkan tempat. Dalam waktu kurang dari 10 menit, semua sudah siap, kecuali peserta. Memang, waktu itu, peserta ya panitia. Jadi dikit banget. Tapi ga masalah bagi JAN, bukan hanya jumlah yang banyak yang penting, kualitas yang baik juga tak kalah pentingnya.

Jam 14 lebih sedikit training dimulai. Awal-awal panitia yang selaku MC nampaknya ga paham apa-apa tentang acara ini. Udah gitu, peserta seadanya, keluar masuk ga jelas. Alhamdulillah, setelah training berjalan, bertambah juga pesertanya, malah ada juga 4 orang dari SMA 9 Jogja. Semangat banget mereka.

Bermula dari cita-cita. Diawali dengan Perang Khandaq yang berat. Tetapi Rosulullah membangun semangat dan harapan kaum muslimin dengan menguasai Syams dan Persi. Dilanjutkan dengan kisah anak-anak Brazil yang ingin menjadi pemain sepak bola dunia seperti Kaka’. Dan sesi pertama diakhiri dengan kisah Adam Khoo yang awalnya idiot, menjadi pandai karena memiliki impian dan bersungguh-sungguh mewujudkannya.

Setelah sholat Ashar semakin menarik. Penjelasan mengenai cita-cita lebih detail. Kenapa harus memiliki cita-cita? Agar ASFEK. Apaan tu?? Kepanjangannya Arah-Semangat-Focus-Evaluasi-Kematian. Artinya, agar hidup kita memiliki arah yang jelas, tetap bersemangat menjalaninya, focus pada tujuan yang telah ditetapkan, memiliki standar evaluasi yang jelas dan mengantisipasi kematian. Karena kita tak tahu kapan datangnya kematian, jadi melakukan kebaikan setiap saat itu harus, makanya perlu direncanakan, salah satunya dengan memiliki cita-cita.

Selain itu juga dijelaskan cita-cita yang baik itu seperti apa. Yaitu yang benar dalam padangan Allah dan besar, sehingga bisa memberikan kita semangat untuk mewujudkannya.
Yang menarik adalah pada bagian-bagian akhir dari training ini. Peserta diminta untuk berdiskusi dua-dua mengenai cita-citanya. Dan setiap orang membacakannya di hadapan forum. Luar biasa, ada yang pengen jadi penulis, dokter bedah, trainer, pengusaha, ahli farmasi dan lainnya.

Ya…bermula dari cita-cita kita menggantungkan asa. Bermula dari cita-cita kita mengubah diri kita. Dan bermula dari cita-cita kita akan mengubah dunia, Insya Allah…//AJ